Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Peran Ibu Sebagai Seorang Problem Solver

Peran Ibu Sebagai Seorang Problem Solver - Ibu, baik ibu yang bekerja maupun ibu yang sepenuhnya mengurus rumah tangga sejatinya adalah ibu rumah tangga juga. Ibu rumah tangga dengan tugasnya yang begitu kompleks, mulai dari mengurus anak-anak, menyediakan kebutuhan suami, serta urusan lainnya yang menuntut ibu rumah tangga memiliki banyak tangan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Tugas-tugas ini berlaku setiap hari 24 jam tanpa jadwal yang baku. Selain dituntut banyak tangan, ibu rumah tangga juga disarankan memiliki banyak hati, yaitu kesabaran dengan tingkatan diatas rata-rata. Begitu penting peran ibu untuk anak-anak dan suaminya.


ibu sebagai problem solver


Dari ilustrasi singkat diatas, kita bisa menyikapi dengan arif beberapa kejadian yang sering dialami ibu dalam kesehariannya, berikut 3 hal yang sering dikeluhkan para ibu tentang anak-anaknya ;

1. Sering merasa kasihan pada anak yang dijadikan bahan candaan

Ketika teman, kolega atau keluarga datang berkunjung ke rumah, topik utama yang akan menjadi perbincangan hangat adalah tentang anak-anak dan tumbuh kembangnya. Terkadang terselip candaan dalam suasana kebersamaan,

"duh makin cantik ya si kecil,tambah gemuk juga,tapi hidung ikut siapa ya kok tenggelam"

Begitulah candaan mereka kepada anak-anak. Ada pula yang mulai menggoda,

"kulitnya manis ya, ayah sama bundanya putih, pasti ikut tantenya ya....." sambil tertawa senang.

Inilah cara teman-teman atau keluarga kita menghangatkan suasana. Kadang mereka mengomentari anak-anak kita dari bentuk dahinya yang lebar, kulitnya, hidung atau rambutnya. Kita harus menyadari bahwa mereka sebenarnya tidak akan berani bercanda seperti itu jika sesungguhnya mereka bukan termasuk orang-orang terdekat anda, orang-orang yang akrab dengan anda dalam keseharian.

2. Cara menunjukkan perhatian kepada anak


Secara mendasar, sifat kita sebagai manusia selalu tertarik dan memilih sesuatu yang dianggap lebih baik, berkualitas dan bermanfaat. Namun dalam menilai, banyak orang yang tertarik untuk memilih sesuatu dari bentuk dan rupa. Hal itu wajar jika mengenai barang yang kita gemari. Hal ini akan menjadi berlebihan ketika terjadi pada cara kita melihat anak-anak.
Contoh kongkrit misalnya dalam sebuah keluarga baru yang telah memiliki dua orang anak, tanpa disadari orangtuanya mulai lebih perhatian kepada anaknya yang dilihat lebih cantik,parasnya anggun,dianggap lebih cerdas,pandai bicara dan sebagainya.
Padahal sesungguhnya setiap anak terlahir dengan keunikan masing-masing. Tugas kita sebagai orangtuanya adalah mencari dan menemukan keunikan tersebut, lalu mengolahnya menjadi sesuatu yang luar biasa.

3. Salah faham kepada pasangan

Salah faham umumnya paling sering terjadi pada usia pernikahan yang masih baru. Sesuatu yang sepertinya sudah menjadi ritual rutin sebuah keluarga baru. Perbedaan pandangan, perbedaan pendapat,selera bahkan perbedaan gaya hidup dapat menjadi pemicu kesalahfahaman ini. Bahkan dalam beberapa kasus, anak ikut jadi bagian atau obyek yang tersakiti secara langsung maupun tidak langsung akibat dari perbedaan yang tidak bisa disikapi bersama secara bijak. Buatlah komunikasi yang cerdas dengan pasangan, antara istri dan suami. Jangan mengorbankan kebahagiaan anak-anak kita, karena masa kanak-kanak hanya dilalui sekali dalam hidupnya.

Itulah ragam warna kehidupan rumah tangga. Dalam kaitannya sebagai ibu rumah tangga, seorang ibu perlu memiliki hati yang banyak. Karena sebagai wanita, kita lebih patut membawa air dari pada api dalam kehidupan rumah tangga, dalam mengurus anak-anak dan suami.

Posting Komentar untuk "Peran Ibu Sebagai Seorang Problem Solver"